Powered By Blogger

succes men

succes men
ngasi sambutan nie

Selasa, 27 April 2010

weteng kembung.hama tanaman utama pada kakao


I. PENDAHULUAN

1.1 Tinjauan Pustaka

Tanaman cokelat (Theobroma cacao L) termasuk famili Sterculiaceae. Tanaman ini berasal dari hutan di daerah Amerika selatan, yang kemudian tanaman ini diusahakan penanamannya oleh orang-orang Indian. Sesungguhnya terdapat banyak jenis tanaman cokelat, namun jenis yang paling banyak ditanam untuk produksi cokelat secara besar-besaran hanya 3 jenis, yaitu jenis Criollo, jenis Forastero, jenis Trinitario.

Di daerah-daerah tempat asalnya (Amerika Selatan), tanaman cokelat tumbuh subur di hutan-hutan dataran rendah dan hidup di bawah naungan pohon-pohon yang tinggi. Kesuburan tanah, kelembapan udara, suhu dan curah hujan berpengaruh besar terhadap proses pembuahan tanaman cokelat (bagi tanaman dewasa atau tua). Musim kering yang panjang dapat mematikan tanaman cokelt muda.Tanaman cokelat yang berasal dari biji (generatif) memiliki akar tunggang yang tumbuh lurus ke bawah (Sunanto, 2002).

Produsen cokelat yang terbanyak ialah negara-negara beriklim tropis, seperti Afrika dan Amerika Selatan. Di Negara-negara tersebut konsumsi cokelat masih sangat rendah dan lebih dari 80% seluruh produksi cokelat diekspor ke negara-negara konsumsi, terutama Eropa barat, Eropa Timur, dan Amerika Utara.

Cekelat merupakan salah satu komoditas yang sangat penting, baik sebagai sumber penghidupan bagi jutaan petani produsen maupun sebagai salah satu bahan penyedap yang sangat diperlukan untuk produksi makanan, kue-kue, dan berbagai jenis minuman. Cokelat juga merupakan sumber lemak nabati yang memiliki keistimewaan yaitu : dapat meleleh / mencair pada suhu di mulut (Riyadi, 1989).

Biji cokelat yang dihasilkan dari negara-negara penghasil cokelat perlu segera sampai di pabrik-pabrik Negara konsumen cekelat. Sebab, biji cokelat tidak tahan disimpan lebih dari 9 bulan, terutama di Negara-negara beriklim tropis yang lembap dan panas, walaupun disimpan di gudang-gudang yang baik. Di negara-negara konsumen yang kondisi iklimnya memungkinkan, biji cokelat dapat disimpan di gudang lebih lama.

Pada masa lampau, ternyata konsumsi cokelat seluruh dunia meningkat sekitar 2,7% setiap tahunnya. Kebutuhan cokelat di seluruh dunia diperkirakan dapat dikarenakan dapat menyerap seluruh produksi cokelat dunia. Pengaruh goncangan harga cokelat sangat kecil, sebab permintaan cokelat dunia semakin meningkat. Naik turunnya harga cokelat biasanya hanya dipengaruhi oleh adanya perubahan-perubahan iklim (Siswoputranto, 1978)

Pengembangan tanaman cokelat dapat dilakukan dengan biji atau benih (generatif) dan dengan stek atau cangkok (vegetatif). Pengembangan secara generatif paling sering dilakukan, karena cepat menghasilkan bibit dalam jumlah banyak. Sedangkan cara vegetatif jarang dilakukan, karena untuk mendapatkan bibit membutuhkan waktu yang cukup lama dan jumlah bibit yang diperoleh sedikit. Untuk mendapatkan bibit yang unggul dapat dilakukan melalui okulasi dan penyusunan (Anonim, 1979).

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum kali ini ialah untuk mengetahui gejala serangan apa saja yang tedapat pada tanaman cokelat dan juga untuk mengetahui dan mengidentifikasi jenis-jenis hama utama yang menyerang pada areal pertanaman cokelat.

II. METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan

2.1.1 Alat

§ alat tulis

§ kertas gambar

§ kantong plastik

§ kunci determinasi

2.1.2 Bahan

§ lahan pertanaman cokelat

2.2 Cara Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan.

  1. Memungut hama - hama yang ada tanaman cokelat, secara manual, dan meletakkan pada kantong plastik yang telah disediakan.
  2. Mengidentifikasi dan menggambar dalam draft acara hama-hama apa saja yang ditemukan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

Serangan hama dan penyakit pada cokelat merupakan kendala utama dalam meningkatkan produksi cokelat. Menyempitnya keragaman genetik tanaman dan usaha peningkatan produksi yang kurang memperhatikan faktor-faktor lingkungan yang menjaga populasi hama, yaitu dengan penggunaan pestisida yang berlebihan, merupakan penyebab meledaknya populasi organisme pengganggu. Didapatkan beberapa jenis hama-hama utama yang telah didapat pada lahan tanaman cokelat, yaitu sebagai berikut :

1. Ordo : Lepidoptera

Famili : Gracillariidae

Spesies : Penggerek buah cokelat (Conopomorpha cramella)

2. Ordo : Homoptera

Famili : Pseudococcidae

Spesies : Kutu putih (Planococus citri)

3. Ordo : Lepidoptera

Famili : Gracillariidae

Spesies : Kepik penghisap buah cokelat (Helopeltis sp.)

Pembahasan

Pada praktikum kali yaitu untuk mengetahui semua jenis-jenis hama utama yang ada di pertanaman kakao/cokelat. Banyak sekali hama yang menyerang tanaman cokelat akhir-akhir ini dan sangat merugikan petani dalam hal kuantitas cokelat yang akan dipanen. Setelah dilakukan pengamatan di lapang, telah didapatkan beberapa hama yang menyerang tanaman cokelat tersebut, diantaranya ialah hama sebagai berikut.

Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) merupakan hama utama pada ekosistem kakao. Hama ini bersifat homodinamik dan endemik. Para ahli entomologi melaporkan bahwa PBK berasal dari spesies yang sama dengan spesies yang menyerang buah rambutan tetapi biotipenya berbeda. Biotipe tersebut dapat beradaptasi pada buah kakao, selanjutnya memencar dan hidup pada suatu daerah. Penyebaran PBK sejalan dengan adanya perluasan areal tanam kakao dan introduksi bahan tanaman. Serangan PBK dapat menyebabkan kerusakan buah dan kehilangan produksi biji 82,20%.

Larva Conopomorpha cramella menggerek buah cokelat menjadi busuk. Setelah buah ditinggalkan oleh larva, pertumbuhan biji terganggu., saling menempel sehingga akhirnya menjadi hitam dan keriput. Jika buah yang telah ditinggalkan larva dibelah, terlihat sejumlah liang gerek berwarna cokelat pada bagian dalam kulit buah dan daging buah.

Buah kakao yang diserang berukuran panjang 8 cm, dengan gejala masak awal, yaitu belang kuning hijau atau kuning jingga dan terdapat lubang gerekan bekas keluar larva. Pada saat buah dibelah biji-biji saling melekat dan berwarna kehitaman, biji tidak berkembang dan ukurannya menjadi lebih kecil. Selain itu buah jika digoyang tidak berbunyi. Kerugian yang disebabkan oleh hama ini sangat besar, baik dari segi jumlah maupun mutu hasil. Buah-buah yang terserang hanya menghasilkan sepertiga dari hasil yang sebenarnya dapat dicapai oleh buah yang sehat.

Cara Hidup ngengat ini aktif pada malam hari. Daya terbangnya tidak terlalu jauh, tetapi mudah terbawa angin. Panjang tubuhnya sekitar 7mm dan lebarnya sekitar 2 mm. Sayap depan berwarna hitam bergaris-garis putih, pada setiap ujungnya terdapat serbuah bintik kuning dan sayap belakang seluruhnya berwarna hitam.

Pada umumnya jenis ngengat ini memilih buah yang masih muda (panjang sekitar 7 cm) sebagai tempat untuk meletakkan telur. Telur berbentuk bulat panjang berwarna kemerah-merahan, diletakkan satu per satu pada lekukan buah. Setelah menetas, larva menggerek ke dalam buah. Lubang gerekan berada tepat di bawah tempat peletakan telur. Biasanya larva kepompong pada daun atau pada lekukan buah. Seringkali kepompong juga ditemukan pada daun dan kertas yang ada di sekitar pohon.

Penanggulangan PBK sangat terkait dengan bioekologi hama tersebut, dan petani sebagai pelaku pengendalian, terutama yang terkait dengan motivasi, sikap, kepedulian, budaya asli, pengetahuan lokal, dan kondisi social Selain tanaman cokelat, tanaman inang lainnya ialah rambutan. Cara yang biasa dilakukan untuk mengendalikan Penggerek Buah Cokelat ialah dengan rampasan buah. Setiap tahun sekali dilakukan rampasan terhadap semua buah cokelat. Dengan cara demikian ngengat itu hanya terbang di sekitar tanaman cokelat tanpa menemukan tempat untuk bertelur. Akhirnya ngengat akan mati tanpa meninggalkan keturunan.

Dengan karantina yaitu dengan mencegah masuknya bahan tanaman kakao dari daerah terserang PBK. Dengan pemangkasan bentuk dengan membatasi tinggi tajuk tanaman maksimum 4 m sehingga memudahkan saat pengendalian dan panen. Dengan mengatur cara panen, yaitu dengan melakukan panen sesering mungkin (7 hari sekali) lalu buah dimasukkan dalam karung sedangkan kulit buah dan sisa-sisa panen dibenam. Dengan penyelubungan buah (kondomisasi), caranya dengan menggunakan kantong plastik dan cara ini dapat menekan serangan 95-100 %. Selain itu sistem ini dapat juga mencegah serangan hama helopeltis dan tikus. Dengan cara kimiawi: dengan Deltametrin (Decis 2,5 EC), Sihalotrin (Matador 25 EC), Buldok 25 EC dengan volume semprot 250 l/ha dan frekuensi 10 hari sekali.

Hama Kepik penghisap buah cokelat (Helopeltis sp.) Panjang Helopeltis lebih kurang 7-9 mm dan lebarnya 2 mm. Mempunyai kaki yang panjang dan antena yang sangat panjang. Warnanya bermacam-macam, ada yang cokelat, merah, oranye sampai kuning. Warna telur putih panjang 1,5-2,0 mm, bentuk seperti tabung-test sedikit bengkok dengan tutup yang bulat dengan dua rambut pada satu ujung. Telur dimasukkan satu-satu dalam jaringan tanaman yang lunak, hanya tutup dan rambut-rambutnya saja yang terlihat dari luar. Umumnya telur diletakkan dalam tangkai daun atau urat-urat daun yang besar. Menetas setelah 1-4 minggu, tergantung temperatur. Nimfanya langsing dengan warna merah dan kuning.

Nimfa yang telah selesai perkembangannya panjangnya lebih kurang 7 mm, dengan antena lebih panjang. Perkembangan nimfa ada 5 instar, kecuali nimfa yang pertama semuanya mempunyai alat yang bentuknya seperti duri berdiri pada dada (thorax). Bila udara panas total periode nimfa lebih kurang 3 minggu sedang pada waktu musim yang lebih dingin sampai 6 minggu. Yang betina hidup sampai 6-10 minggu dan bertelur 30-60 butir, beberapa jenis (spesies) ada yang sampai 500 butir.

Helopeltis menyerang kina, cokelat, teh, kapas, jambu monyet, alpokat, mangga dan lain-lainnya. Tanaman yang diserang hebat akan menjadi rusak. Cara makan nimfa yang dewasa dengan menusukkan bagian mulutnya yang bentuknya seperti tabung ke dalam jaringan daun, batang, buah yang berwarna hijau yang lunak. Sebelum makan dimasukkan lebih dulu ludah yang sangat beracun pada sel-sel tanaman. Mula-mula akan kelihatan seperti ada air yang berwarna tua di sekitar tusukan yang kemudian akan berubah warna menjadi cokelat muda pada pusatnya dan hitam pada tepinya.

Pada batang yang luka akan terlihat celah yang memanjang yang akhirnya menjadi bergabus seperti terbentuk callus. Pucuk yang muda akan mati. Buah yang diserang Helopeltis sering juga diserang cendawan sehingga buah akan menjadi busuk atau mengkerut. Tanaman kapas yang diserang Helopeltis akan menjadi kerdil dan bentuk daunnya akan menjadi seperti cangkir. Tanaman muda yang diserang seperti hangus terkena api. Pada buah akan kelihatan lekuk-lekuk bulat yang berwarna hitam dengan garis tengah lebih kurang 3-4 mm, sedang kalau bagian pucuk, tangkai dan pada urat daun lukanya kelihatan memanjang. Serangan Helopeltis ini sering menyerupai serangan bakteri Xanthomonas malvacearum, sehingga orang yang belum berpengalaman akan bingung. Bedanya serangan bakteri hanya mengakibatkan lekuk-lekuk hitam tanpa jaringan callus yang bergabus.Pucuk-pucuk daun biasanya terserang jika pada tanaman cokelat itu hanya terdapat sedikit buah. Serangan berat pada pucuk daun dapat mengakibatkan kematian pucuk.

Gejala serangan berupa bercak-bercak cekung berwarna cokelat kehitaman berukuran 3-4 mm. Bercak-bercak itu diakibatkan oleh cairan ludah serangga yang dikeluarkan sewaktu menghisap cairan tanaman. Kerusakan akan menjadi lebih besar bila terjadi infeksi jamur pada bekas tusukan. Buah kakao yang terserang tampak bercak-bercak cekung berwarna coklat kehitaman dengan ukuran bercak relatif kecil (2-3 mm) dan letaknya cenderung di ujung buah. Serangan pada buah muda menyebabkan buah kering dan mati, tetapi jika buah tumbuh terus, permukaan kulit buah retak dan terjadi perubahan bentuk. Bila serangan pada pucuk atau ranting menyebabkan daun layu, gugur kemudian ranting layu mengering dan meranggas

Nimfa yang baru keluar dari telur, berbulu dan belum memiliki jarum. Nimfa tersebut akan menjadi dewasa setelah 4 kali berganti kulit. Jarum ulai tampak setelah ganti kulit yang pertama. Pada habitat aslinya (alam) kehidupan Helopeltis sp. dipengaruhi oleh intensitas sinar matahari, kelembapan udara, dan angin. Tanaman inang lainnya antara lain : cokelat, teh, kina, dan lain-lain.

Cara pemberantasannya Helopeltis sp. mempunyai beberapa musuh alami (predator), antara lain : belalang sembah (Mantidae), jenis kepik predator (Reduviidae) dan beberapa jenis laba-laba.

Pengendalian yang efektif dan efisien sampai saat ini dengan insektisida pada areal yang terbatas yaitu bila serangan helopeltis <15>15% penyemprot-an dilakukan secara menyeluruh. Selain itu hama helopeltis juga dapat dikendalikan secara biologis, menggunakan semut hitam. Sarang semut dibuat dari daun kakao kering atau daun kelapa tersebut diletakkan di atas jorket dan diolesi gula.

Hama Kutu Putih (Planococus citri), tunas tanaman cokelat yang terserang hama ini pertumbuhannya tidak normal, yaitu terjadi pembengkokan, sehingga pertumbuhan tajuk tanaman tidak sempurna. Bunga dan calon buah yang terserang akan sangat terganggu pertumbuhannya. Sedangkan serangan pada buah cokelat yang telah cukup besar hampir tidak menimbulkan kerugian yang berarti. Kutu putih ini merusak penampilan buah cokelat. Kutu muda hidup dan menghisap cairan kelopak bunga, tunas, atau buah muda. Kutu dewasa mengeluarkan semacam tepung putih yang menyelimuti seluruh tubuhnya (Gambar seperti di samping).

Pada fase dewasa, kutu putih mengeluarkan sejenis cairan gula yang biasanya cairan gula tersebut akan didatangi oleh semut hitam. Pengaruh kutu putih, jelaga hitam dan semut ini membuat penampilan buah jelek; walaupun sebenarnya rasa buah tidak terlalu dipengaruhi. Pengamatan dilakukan pada tunas, kelopak bunga, dan buah mulai pembentukan tunas baru, pembungaan, dan pembentukan buah dengan melakukan pengamatan keberadaan kutu dan intensitas serangannya.

Cara hidup hama ini imago kutu putih berwarna oranye dan tubuhnya diselimuti lapisan lilin seperti kulit. Imago jantan bersayap tembus pandang, sedangkan yang betina tidak bersayap. Telur berwarna putih kekuning-kuningan yang diletakkan secara berkelompok di bawah tubuh induknya dan diselimuti oleh benang-benang halus. Larva muda berwarna kuning dan tubuhnya diselimuti lapisan lilin yang tidak begitu tebal.

Cara pemberantasan pada tanaman muda yang terserang perlu disemprot dengan insektisida, agar tajuk tanaman dapat tumbuh dengan sempurna. Jenis insektisida yang dapat digunakan insektisida berbahan aktif, antara lain : fosfamidon, karbaril.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan hama yang telah dilakuan pada pertanaman cokelat, maka di dalam praktikum kali ini mengenai identifikasi hama utama yang ada pada tanaman cokelat dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Serangan hama dan penyakit pada cokelat merupakan kendala utama dalam meningkatkan produksi cokelat. Menyempitnya keragaman genetik tanaman dan usaha peningkatan produksi yang kurang memperhatikan faktor-faktor lingkungan yang menjaga populasi hama, yaitu dengan penggunaan pestisida yang berlebihan, merupakan penyebab meledaknya populasi organisme pengganggu.

2. Hama utama yang didapatkan pada lahan pertanaman cokelat kali ini antara lain ialah, Hama Penggerek Buah Kakao (PBK), Hama Kepik penghisap buah cokelat (Helopeltis sp.), dan Hama Kutu Putih (Planococus citri),

3. Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) merupakan hama utama pada ekosistem kakao. Hama ini bersifat homodinamik dan endemik. Para ahli entomologi melaporkan bahwa PBK berasal dari spesies yang sama

4. Hama Kutu Putih (Planococus citri), tunas tanaman cokelat yang terserang hama ini pertumbuhannya tidak normal, yaitu terjadi pembengkokan, sehingga pertumbuhan tajuk tanaman tidak sempurna. Bunga dan calon buah yang terserang akan sangat terganggu pertumbuhannya.

5. Tanaman kapas yang diserang Helopeltis akan menjadi kerdil dan bentuk daunnya akan menjadi seperti cangkir. Tanaman muda yang diserang seperti hangus terkena api.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979. Pedoman Pelaksanaan Proyek Peningkatan Produksi

Perkebunan. Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta.

Riyadi, Slamet. 1989. Budidaya, Pengelolaan dan Pemasaran Cokelat.

Penebar Swadaya. Jakarta.

Siswoputranto, P, S. 1978. Perkebunan Teh, kopi, Cokelat.

PT. Gramedia. Jakarta.

Sunanto, Hatta. 2002. COKELAT Budidaya, Pengolahan Hasil dan Aspek

Ekonominya. Kanisius. Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar